Kelas : XII IPS 2
Seiring dengan perkembangan tren batik yang terus meningkat sejak tahun 2006 hingga sekarang, eksistensi kain khas Indonesia ini semakin bersinar dalam garapan para desainer batik tanah air. Berdasar proyeksi mode 2009, ketenaran batik masih akan menggaung tetapi akan lebih menitikberatkan pada perpaduan motif, pola dan bahan yang makin beragam dan unik, sekaligus pada teknik yang memberi kesan kontemporer dan mendunia.
Hal itu terlihat dalam desain Era M Sekamto yang memadupadankan motif batik Lasem yang berciri khas gambar burung hong dan naga. Karya bertema Indigo ini bernuansa putih biru, persis seperti motif keramik China. Dalam enam karya yang ditampilkan di Festival Batik Nusantara di The Hall Senayan City, Jakarta, Rabu malam (10/12), Era membawa warna batik putih biru Lasem dalam karya ready to wear dengan sentuhan gaya perempuan Eropa.
"Saya ingin membawa batik itu tak hanya sebagai warisan budaya, tapi juga dapat mendunia dengan pemilihan motif dan cutting yang multikultur gabungan Eropa dan China, jadi melestarikan budaya tak semestinya terkungkung dengan batasan tak boleh bereksplorasi dengan permainan motif," tutur desainer yang tergabung dalam Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI).
Berbeda dengan Era, Carmanita masih konsisten mempertahankan kekhasan unsur etnik dalam tiap karyanya. Potongan yang tak beraturan dan terkesan asal tabrak justru memunculkan keunikan. Selain itu, motif yang berbeda disatukan dalam kain dipadu dengan pola tak beraturan menimbulkan kesan kebebasan bagi si pemakai. Warna-warna yang mendominasi rancangan desainer anggota IPMI kali ini putih, ungu dan coklat.
Selain itu, semangat untuk mempopulerkan batik agar lebih mendunia juga tampak dalam karya Lenny Agustin yang membidik segmen remaja dan anak muda. Lenny ingin memunculkan batik sebagai street style dengan warna mencolok seperti hijau, jingga dengan paduan tas dari kain dipilin dengan desain dan warna yang tak kalah unik. "Untuk 2009, saya akan menciptakan motif yang berbau kekinian, misalnya kalau motif lama, batik masih bergambar burung, naga atau motif tradisional tertentu, nah, saya ingin memasukkan barang-barang modern seperti mobil, tv, kulkas menjadi motif batik," ujar desainer yang tergabung dalam Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI).
Dalam karya yang ditampilkan dalam pembukaan fashion show Festival Batik Nusantara 2009 itu, Lenny lebih mengangkat harajuku style dengan unsur-unsur Indonesia. "Melalui karya ini, saya ingin batik bisa dipakai di jalan dengan gaya lebih unik, kesannya batik itu tak harus 'tua' tapi justru harus stylist dengan padu padan motif dan cutting," jelasnya.
Sedangkan desainer non asosiasi Barli Asmara justru mengetengahkan keunikan dalam hal teknik dan bahan. Kali ini Barli menggunakan teknik tenun Bali baik dalam keseluruhan rancangan, maupun yang hanya dipakai sebagai ornamen. Warna coklat masih mendominasi sekaligus menguatkan eksistensi motif yang ingin ditampilkan, terutama dalam gaun malam dengan ornamen bunga yang juga ditenun.
Karya desainer muda ini memberi nafas baru dalam perhelatan malam itu, persis sama dengan yang ditampilkan Adesagi. Tema karnaval mengantarkan imajinasi pada paduan warna dan motif yang bertubrukan tapi terlihat unik dan serasi. Rok bervolume dengan model tumpuk dengan ornamen motif batik di atas bahan sifon terlihat menarik dengan paduan warna yang berani. Yang menarik, rancangan itu dipadu dengan aksesoris seperti sepatu yang menggunakan balutan kain bermotif batik dan polkadot warna terang seperti hijau, merah dan hitam. Karya desainer tanpa asosiasi ini memberi inspirasi dengan mengetengahkan batik dalam suasana yang "ceria".
No comments:
Post a Comment
Untuk menempelkan Avatar ketik :a: atau :b: dst sampai :f: atau lihat disamping gambar.
Berilah komentar yang positif demi meningkatkan kreatifitas siswa / anak bangsa.