Cari di Blog Ini

Sunday, October 25, 2009

PERSPEKTIF XI IPA 3

Mengombinasi Tiga Perspektif Menjadi Beberapa Teori

Scott mendefinisikan organisasi sebagai struktur sosial yang dibentuk oleh individu-individu untuk mendukung mencapai tujuan khusus bersama. Ia menjelaskan tiga bentuk organisasi yang saling bertentangan sekaligus saling melengkapi itu menjadi tiga perspektif yaitu rasional, natural, dan sistem terbuka. Meskipun ada perbedaan, ketiga perspektif memiliki satu kesamaan yaitu organisasi harus mendorong partisipasi (waktu dan energi) supaya organisasi itu bisa bertahan.

Di Bab 5 ini Scott menjelaskan tiga upaya mengombinasikan dan menyocokkan tiga perspektif ini. Ada tiga upaya mengombinasikan tiga perspektif yaitu model strukturalis dari Etzioni, model kontigensi dari Lawrence dan Lorsch, dan model bertingkat dari Thompson.

Selain ketiga model itu, Scott juga memperkenalkan pengklasifikasian silang dari tiga perspektif itu. Scott menjelaskan empat tipe hasil klasifikasi persilangan itu. Tipe I adalah model sistem rasional tertutup, tipe II adalah model sistem natural tertutup, tipe III adalah model sistem rasional terbuka, dan tipe IV adalah model sistem natural terbuka.

Perspektif rasional, natural, sistem terbuka

Perspektif rasional melihat organisasi sebagai alat mencapai tujuan. Organisasi fokus bagaimana mencapai tujuan yang spesifik. Tujuan spesifik dan ditentukan dengan jelas. Organisasi bersifat rasional memiliki formalitas yang tinggi. Organisasi ini berstruktur formal di mana peraturan menentukan perilaku. Peraturan dengan sengaja ditentukan secara eksplisit. Struktur yang formal ini berarti peran dan hubungan anggota organisasi ditetapkan secara independen sesuai dengan posisi di struktur organisasi.

Jadi definisi perspektif sistem rasional adalah “organisasi memiliki tujuan bersama-sama yang spesifik dan untuk mencapai tujuan itu dibentuklah struktur yang sangat formal.”

Dalam perspektif sistem rasional karakteristik paling penting dari sebuah organisasi adalah mencapai tujuan atau gol utuh spesifik dengan mengikuti aturan tertulis dan peran-peran formal yang telah membantu menentukan tujuan optimum.

Contohnya Aliansi Jurnalis Independen (AJI), organisasi kewartawanan yang muncul setelah majalah berita mingguan Tempo dibreidel. AJI dibentuk dengan satu tujuan utama adalah membantu mengembangkan jurnalisme yang lebih beretika di tengah etika jurnalis yang sedang merosot karena sering menerima amplop. Untuk mencapai tujuan itu, AJI membentuk strukturnya yaitu ada AJI Pusat dan AJI kota atau cabang AJI di berbagai kota di Indonesia. Struktur dengan peran-peran sangat format (seperti Ketua Umum AJI, Sekretaris AJI Kota) dan aturan mainnya tertulis bertujuan untuk lebih mudah mencapai tujuan AJI itu.

Perspektif sistem natural menurut Scott adalah “organisasi bersifat kolektif di mana anggotanya ingin memiliki banyak interes yang tidak sama dan interes umum, tetapi mengakui nilai dari organisasi terus-menerus sebagai sumber penting.” Perilaku anggota organisasi dengan sistem natural tidak dipandu oleh peran-peran formal dan peraturan tertulis, meskipun anggotanya menilai organisasi bisa membantu memenuhi kebutuhan dan interes mereka. Struktur hubungan anggota organisasi dengan sistem natural informal yang terbentuk dari hasil kesepakatan bersama. Bahkan sejumlah organisasi mencoba menghilangkan formalitas dan menghindari penentuan tujuan.

Open system atau sistem terbuka awalnya diperkenalkan oleh seorang ahli biologi bernama Ludwig von Bertanlanffy. Sistem biologi ini kemudian diterapkan di berbagai disiplin. Bertanlanffy menjelaskan konsep dari sebuah sistem di mana semua sistem terbentuk melalui kombinasi dari bagian-bagian yang saling berhubungan sehingga membentuk saling ketergantungan.

Ketika sistem terbuka diterapkan dalam bentuk organisasi menjadi rumit. Organisasi tidak stabil dan tidak mudah ditentukan, tetapi terbentuk dan mudah terpengaruhi lingkungan sekelilingnya. Lingkungan bisa membentuk, mendukung, dan menginfiltrasi organisasi. Anggota organisasi tidak selalu memiliki tujuan bersama atau berupaya mencapai keberlanjutan organisasi.

Mengombinasi tiga perspektif

1. Model Struktural Etzioni

Etzioni mengajukan pendekatan struktural sebagai sintesis dari pemikiran klasik rasional dan pemikiran natural (hubungan antar-manusia). Ia tidak mengganggap pemikiran Weber dan Marx membentuk dasar bagi model struktural ini. Weber dan Marx tanpa mempedulikan upaya kuat manajer dan pekerja, interes sosial dan ekonomi mereka tidak bisa dihindari selalu dalam konflik. Keduanya berkeyakinan siapa pun yang memiliki sarana produksi bisa mengendalikan pemanfaatannya.

Marx melihat pekerja pabrik teralienasi dari sarana produksi dan pekerjaan mereka. Weber menggunakan contoh organisasi tentara modern di mana pasukan tidak memiliki senjata dan institusi riset di mana peneliti tidakmemiliki sendiri peralatan dan bahan-bahan penelitian.

Bagi Etzioni kontrol menjadi isu mendasar dalam memahami organisasi, dan para pemikir rasional maupun natural, memiliki hal penting dan berbeda mengenai sistem kontrol dalam organisasi. Pemikiran sistem rasional menyumbangkan analisis kontrol dengan fokus pada pembagian wewenang atau kuasa di antara posisi dalam organisasi. Pemikiran natural berkeras kekuasaan diberikan dengan syarat kekuasaan bisa diterima oleh bawahan di dalam hubungan kekuasaan agar kontrol bisa efektif.

Etzioni juga berpendapat model strukturalnya ini memberikan tekanan yang samapada struktur formal dan informal, penghargaan sosial dan material, dan interaksi antara organisasi dan lingkungannya. Meskipun, organisasi model struktural tetap mengakui adanya tegangan antara manajemen dan pekerja, kebutuhan personal dan perusahaan, rasionalitas dan non-rasionalitas.

Keseluruhan, strukturalis melihat sistem natural dan rasional memiliki dua sisi kebenaran yang sama. Kedua sistem ini berbeda karena elemen yang mereka uraikan berkonflik.

2. Model Kontigensi Lawrence dan Lorsch

Lawrence dan Lorsch mencoba menyelaraskan perspektif rasional dan natural. Mereka berargumen jika perspektif terbuka diterapkan (sehingga setiap organisasi dilihat tidak terisolasi tetapi berhubungan dengan lingkungannya) maka perspektif sistem rasional dan natural bisa dimanfaatkan untuk mengidentifikasi berbagai bentuk organisasi yang berbeda karena mereka akan berada di lingkungan yang berbeda-beda pula.

Perspektif sistem rasional dan natural memiliki varians. Di salah satu ekstrem sejumlah organisasi sangatlah formal, sentralistik, dan memiliki tujuan spesifik yang ingin dicapai. Di sisi ekstrem lainnya sejumlah organisasi kurang formal, tergantung pada kualitas keterlibatan anggotanya, dan minimnya konsensus menentukan tujuan.

Dua model ekstrem ini tidak boleh dilihat sebagai aspek yang membedakan dari organisasi yang sama tetapi sebagai bentuk organisasi yang berbeda pada organisasi yang sama. Berdasarkan perspektif sistem terbuka, bentuk natural harus diletakkan dalam konteks lingkungan berbeda. Semakin homogen dan stabil lingkungannya, lebih memungkinkan bentuk organisasi yang lebih formal dan hirarkis. Jika lingkungan lebih beragam dan berubah-ubah, bentuk lebih tepat adalah organisasi yang kurang formal dan lebih organik.

Jadi model kontigensi melihat tidak ada satu bentuk organisasi yang terbaik tetapi ada beberapa bentuk dan kesesuaiannya ditentukan oleh kecocokan antara bentuk organisasi dan tuntutan lingkungannya. Satu model bisa cocok atau tidak cocok di lingkungan yang berbeda-beda.

Berdasarkan argumen ini, Lawrence dan Lorsch bisa menghasilkan berbagai bentuk organisasi berbeda dan untuk perspektif teoritis berbeda yang dikembangkan untuk mencirikannya.

Menggunakan pandangan mereka juga bisa dijelaskan mengapa perspektif sistem rasional muncul mendahului perspektif sistem natural karena lingkungan organisasi pada masa lalu itu lebih stabil dan kemudian berkembang menjadi tidak stabil dan berubah cepat.

Perspektif sistem terbuka bagi Lawrence dan Lorsch adalah kerangka yang lebih komprehensif di mana perspektif sistem rasional dan sistem natural bisa berada.

3. Model Level Thompson

James D Thompson mengembangkan pemikiran yang mencoba memasukkan tiga perspektif seperti diuraikan dalam bukunya “Organizations in Action” tahun 1967. Thompson berargumen para analis secara mental harus cukup fleksibel mengakui kemungkinan ketiga perspektif mengandung kebenaran dan bisa diterapkan pada semua organisasi. Meskipun ketiganya tidak bisa diterapkan kepada semua lingkungan.

Ia meminjam tingkatan analisisnya Parson yaitu tingkat teknis, manajerial, dan institusi. Ia mengklaim perspektif rasional lebih cocok untuk tingkat analisis teknikal, perspektif natural lebih cocok untuk tingkat analisis manajerial, dan perspektif sistem terbuka lebih pas untuk tingkat analisis institusi.

Ia berpendapat organisasi-organisasi selalu berupaya menjadi rasional meskipun organisasi-organisasi itu menganut sistem natural dan terbuka. Hasrat rasional menjadi efektif dan efisien bisa dianggap sebuah sistem tertutup. Organisasi-organisasi berupaya semaksimal mungkin menghindari ketidakpastian eksternal mempengaruhi aspek teknis. Pada tingkatan institusi, organisasi terbuka pada lingkungan dan harus beradaptasi pada perubahan lingkungan. Di tingkat manajerial, manajer memediasi antara keterbukaan tingkat institusi dan ketertutupan tingkat teknis dan membutuhkan kelenturan struktur informal yang disyaratkan dalam perspektif sistem natural untuk memastikan keberlanjutan organisasi.

Empat Perspektif Klasifikasi Silang

Scott mengajukan empat tipe perspektif klasifikasi silang dari perspektif terbuka/tertutup dan rasional/natural.

Tipe I: Model Sistem Rasional Tertutup

Para pemikir teori Model Sistem Rasional Tertutup (Taylor, Fayol, Weber, dan Simon di awal-awal pemikirannya) menggambarkan organisasi sebagai “piranti untuk mencapai akhir yang sudah ditentukan” (“tools to achieve preset ends”) dan mengabaikan dampak dari lingkungan.

Tipe II: Model Sistem Natural Tertutup

Kebanyakan pemikir teori ini berasal dari kelompok hubungan manusia dan tetap memfokuskan pada aksi atau langkah-langkah di dalam organisasi. Para penganut model ini antara lain Mayo, Dalton, Barnard, Rou, dan Whyte.

Tipe III: Model Sistem Rasional Terbuka

Ketika pendekatan sistem terbuka diperkenalkan oleh Simon tahun 1940, dengan segera memunculkan banyak teori yang berlatar belakang ekonomi, psikologi, dan sosial. Teori-teori itu antara lain rasionalitas terikat (bounded rationality), teori agensi, teori kontigensi, analisis perbandingan struktural, dan analisis biaya transaksi (transaction cost analysis).

Tipe IV: Model Sistem Natural Terbuka

Model rasional terbuka telah mendominasi banyak pemikiran di tahun 1960-an. Kemudian model rasional terbuka ini digantikan oleh pemikiran natural terbuka. Teori dengan banyak penganut ini menantang pendapat bahwa organisasi berperilaku rasional. Beberapa bentuk model sistem natural terbuka antara lain teori pengorganisasian Weick, negotiated order, organizational learning, sistem sosio-teknikal, kontigensi strategis, ekologi populasi, ketergangungan sumber daya, teori Marxist, teori institusional, dan posmodernisme.

ADE HAERUMAN WIGUNA

XI IPA 3

No comments:

Post a Comment

Untuk menempelkan Avatar ketik :a: atau :b: dst sampai :f: atau lihat disamping gambar.

Berilah komentar yang positif demi meningkatkan kreatifitas siswa / anak bangsa.