Cari di Blog Ini

Sunday, October 25, 2009

WAJAH IDEAL

Kalo orang cantik, atau ganteng, apa sih tolok ukurnya sehingga mereka termasuk golongan orang-orang yang ‘beruntung’ itu? Kenapa kita semua sepakat menyatakan bahwa orang yang kita lihat setidaknya tidak jelek, cukup menarik dan enak dipandang.

Ternyata ada ukuran secara obyektif untuk menentukan proporsi wajah yang ideal. Dan ukuran inilah yang menjadi rujukan dalam bidang kedokteran gigi misalnya bidang orthodonti (meratakan gigi) atau prosthodonti (pembuatan gigi palsu) dan Bedah Mulut.

(Drawn by Hendro Kuswantoro)

Proporsi wajah normal dibagi menjadi tiga bagian, yakni dari batas rambut dengan wajah sebagai batas atas hingga mencapai alis itu mempunyai nilai sepertiga. Kemudian dari batas alis hingga dasar cuping hidung sepertiga, dan dari batas cuping hidung hingga dagu juga sepertiga.

Sedangkan batas ideal sepertiga muka bagian bawah pada saat istirahat, yakni gigi tidak saling menyentuh (rahang bawah pada posisi istirahat, dan ada jarak di antaranya yang disebut free way space), terbagi menjadi tiga bagian juga. Dari dasar cuping hidung ke garis bibir sepertiga dan dari garis bibir ke dagu dua pertiga. Nilai rata-rata ‘ideal’ ini dipakai sebagai petunjuk untuk menentukan tinggi gigi seri palsu supaya tetap sesuai dalam gigitan dan pengucapan huruf.

SENYUM IDEAL

Tuh..senyum juga ada yang ideal. Bila menurut Aa Gym senyum itu harus tulus, terbit dari dasar hati dan setidaknya bertahan selama 3 menit, maka senyum yang cantik secara harfiah juga punya dasar yang obyektif. Mari kita lihat dulu gambar ini.

Senyum yang menarik memperlihatkan deretan gigi-gigi depan, namun tidak sampai sudut mulut, tapi deretan gigi itu berhenti beberapa jarak dari sudut mulut. Jadi ada daerah yang gelap pada sudut senyum di mulut. Diantara jarak netral itulah letak dari segmen estetik anterior. Ruang ini dinamis yang terlihat saat kita tersenyum lebar dan terus berubah sesuai dengan ekspresi wajah. Dalam kedokteran gigi bisa didefinisikan sebagai ruang bilateral (dua sisi) yang terletak lateral (sisi kiri dan kanan), di sudut mulut yang tersenyum.

Gambar yang sering dibuat anak-anak berupa wajah bundar, dengan mata dan lengkung bibir membentuk senyuman, diteliti lebih lanjut dan ternyata merupakan dasar pula dari kedokteran gigi estetis. Jarak antara AB sebading dengan jarak BC pada gambar di atas, dan garis mulut yang terbuka tidak sampai di sudut mulut tapi berhenti sebelum mencapai sudut. Dan itulah batas yang dipakai untuk menyusun gigi-gigi depan pada gigi palsu.

Dan ternyata rumus dari senyum ideal adalah jarak dari sudut mulut hingga sudut mulut satunya saat tersenyum (DE), adalah sama dengan jumlah jarak tulang hidung (BC) ditambah lebar mata (AB). AC=DE pada gambar iv.

Sedangkan susunan gigi ideal saat tersenyum mempunyai rumus, jarak putih gigi yang terlihat (FG) sama dengan jarak tulang hidung (BC). BC=FG saat tersenyum (gambar iv).

No comments:

Post a Comment

Untuk menempelkan Avatar ketik :a: atau :b: dst sampai :f: atau lihat disamping gambar.

Berilah komentar yang positif demi meningkatkan kreatifitas siswa / anak bangsa.